Bulan ke-9 kehamilan merupakan saat Anda perlu menyiapkan diri mengenali
tanda-tanda melahirkan. Selain menyiapkan mental, Anda harus menyiapkan
fisik untuk menjalani proses persalinan yang cukup melelahkan. Jaga
pola makan Anda dengan cara mengonsumsi makanan sehat dan lakukan
olahraga sesuai anjuran dokter. Jika memungkinkan, ikutlah kelas senam
atau yoga kehamilan yang bisa membantu .
Tanda-tanda melahirkan bisa saja muncul beberapa hari, seminggu, atau
sehari sebelum si jabang bayi lahir. Tak sedikit ibu hamil (bumil) yang
terkecoh dan memutuskan ke rumah sakit bahkan sampai menginap, namun
masih diizinkan pulang oleh dokter karena belum waktunya melahirkan.
Itulah mengapa bumil sebaiknya mengenali tanda-tanda persalinan sudah
dekat, dan dalam kondisi bagaimana pula ibu harus mendatangi rumah
sakit. Berikut tanda-tanda bila persalinan sudah dekat:
1. Pembukaan
Adanya pembukaan mulut rahim ditandai dengan keluarnya lendir (mucus)
berwarna kemerahan atau kecoklatan. Teksturnya seperti lendir ingus yang
kental. Dalam bahasa medis disebut bloody show karena lendir ini
bercampur darah. Itu terjadi karena di masa ini terjadi pelunakan,
pelebaran, dan penipisan mulut rahim.
Umumnya pada bumil dengan kehamilan pertama, terjadinya pembukaan ini
disertai nyeri perut. Sedangkan pada kehamilan anak kedua dan
selanjutnya, pembukaan biasanya tanpa diiringi nyeri. Rasa nyeri (atau
tak nyaman yang dialami) terjadi karena adanya tekanan panggul saat
kepala janin turun ke area tulang panggul sebagai akibat kelanjutan
melunaknya rahim.
Ibu akan merasakan ingin sering berkemih dan buang air besar. Untuk
memastikan telah terjadi pembukaan, tenaga medis biasanya akan melakukan
pemeriksaan dalam (vaginal touche).
2. Kontraksi
Menjelang melahirkan, bumil juga akan mengalami kontraksi yang
konsisten (teratur). Kontraksi terjadi pada otot-otot rahim (myometrium)
sebagai pengaruh dari meningkatnya produksi hormon oksitosin menjelang
persalinan. Kontraksi ini sebagai suatu proses yang mendorong janin
untuk keluar secara perlahan melalui uterus bawah hingga akhirnya keluar
atau lahir.
Kontraksi yang dialami bumil terasa makin sering, makin lama
waktunya, dan makin kuat terasa, diserta mulas atau nyeri seperti kram
perut. Perut bumil juga terasa kencang. Nyeri yang dirasakan terjadi
pada bagian atas atau bagian tengah perut atas atau puncak kehamilan
(fundus), pinggang dan panggul serta perut bagian bawah.
Perlu dibedakan dengan konstraksi semu atau kontraksi palsu (braxton
hicks) yang umumnya terjadi pada akhir trimester kedua. Biasanya
kontraksi palsu berlangsung pendek waktunya (kurang dari satu menit),
tidak terlalu sering atau tidak teratur, tidak terlalu kuat, tak
bertambah kuat seiring bertambahnya waktu, serta tanpa rasa nyeri atau
mulas.
Kontraksi palsu terjadi pada paha bagian dalam, punggung dan bukan
pada perut bagian bawah. Kontraksi ini terjadi sebagai suatu mekanisme
latihan dari rahim untuk lebih bersiap-siap kelak ketika tiba waktunya
melahirkan. Jadi kontraksi palsu takkan menyebabkan lahirnya bayi.
Umumnya rasa tidak nyaman ini hilang atau berkurang bila bumil berjalan
atau mencoba berbaring.
Demi memastikan apakah yang dirasakan bumil kontraksi asli atau
palsu, saat terjadi kontraksi, catatlah frekuensinya, kekuatan dan
lamanya kontraksi tersebut dengan memanfaatkan stopwatch atau jam
tangan. Suami bisa membantu bumil melakukan pencatatan ini.
Sekali lagi, kontraksi ditandai dengan kontraksi secara berkala,
lama, kuat. Lamanya 45-75 detik dengan kekuatan kontraksi semakin lama
bertambah kuat. Saat mulas, jika ibu menekan dinding perut dengan
telunjuk akan terasa perut mengeras. Sedangkan interval kontraksinya
akan bertambah sering, permulaan 10 menit sekali kemudian dua menit
sekali.
3. Pecah ketuban
Satu tanda lagi yang menyertai persalinan adalah pecahnya membran
atau ketuban kala kanting amniotik pecah. Seperti diketahui, di dalam
selaput ketuban (korioamnion) yang membungkus janin, terdapat cairan
ketuban sebagai bantalan bagi janin agar terlindungi, bisa bergerak
bebas dan terhindar dari trauma luar.
Cairan ketuban umumnya berwarna bening, tidak berbau, dan akan terus
keluar sampai ibu akan melahirkan. Keluarnya cairan ketuban dari jalan
lahir ini bisa terjadi karena berbagai hal. Misal karena bumil mengalami
trauma, infeksi, atau bagian ketuban yang tipis (locus minoris)
berlubang dan pecah.
Bila sudah terjadi pecah ketuban berarti selaput ketuban sudah ada
“hubungan” dengan dunia luar dan membuka potensi kuman untuk masuk.
Karena itulah bumil perlu segera mendapatkan penanganan dan dalam waktu
maksimal 24 jam diharapkan bayi sudah bisa dilahirkan. Seiring pecahnya
membran ini, ibu akan mengalami kontraksi atau nyeri yang lebih
intensif.