Di masa kehamilan ibu, munculnya bercak
darah pada trimester pertama bisa saja terjadi. Jika Anda sedang hamil dan
menyadari ada bercak-bercak darah, baik itu banyak ataupun sedikit,
segera periksakan ke dokter kandungan atau bidan. Mungkin saja
bercak-bercak darah tersebut menjadi tanda-tanda masalah kehamilan seperti berikut ini:
Kehamilan ektopik
Kehamilan di luar rahim atau kehamilan ektopik
terjadi apabila sel telur yang telah dibuahi tidak melekat di rahim
tetapi di saluran telur (tuba falopi), indung telur, leher rahim atau
rongga perut. Jika embrio melekat di saluran telur, maka pertumbuhan
embrio menyebabkan saluran telur membengkak atau pecah.
Gejala kehamilan ektopik mirip dengan gejala
keguguran. Biasanya setelah terlambat haid pertama, Anda akan merasakan
nyeri ktam dan tampak adanya spotting (perdarahan). Terkadang perdarahan
ini dapat membahayakan kesehatan ibu hamil. Segera konsultasikan dengan
dokter jika Anda mengalami sakit di salah satu sisi pinggul, perdarahan
vagina di luar menstruasi, nyeri di perut bagian bawah, pingsan, dan
mual.
Keguguran
Sekitar 20-30 persen kehamilan berakhir dengan
keguguran. Gejalanya diawali dengan munculnya bercak darah atau
perdarahan. Anda juga akan mengalami kram perut, perdarahan dan
hilangnya gejala-gejala kehamilan. Tidak semuanya ibu hamil yang
mengalami bercak darah di kehamilannya berarti mengalami keguguran.
Bahkan sebanyak 50 persen ibu hamil yang pernah mengalami bercak darah
mendapatkan masa kehamilan yang sehat. Tetapi bukan berarti Anda
menyepelekan masalah ini, segera hubungi dokter untuk memastikan
kesehatan kehamilan Anda.
Penanaman "benih"
Munculnya bercak darah di masa kehamilan trimester
pertama bisa saja disebabkan oleh perdarahan implantasi. Setelah
konsepsi terjadi, maka sel telur yang sudah dibuahi akan bergerak ke
rahim serta menanamkan diri ke lapisan dalam rahim (endomentrium). Di
sebagian wanita, penanaman ini dapat menimbulkan bercah darah.
Umumnya darah implantasi berupa bercak merah terang
atau kecoklatan. Berbeda dengan menstruasi, bercak ini muncul 1-3 hari,
bersifat intermitten (putus-putus) dan sering terjadi sebelum periode
menstruasi berikutnya, antara 6-12 hari setelah ovulasi.
Perdarahan akibat sex
Aliran darah menuju serviks lebih tinggi memasuki
masa kehamilan. Dan terkadang hubungan seksual di masa kehamilan dapat
melukai area serviks sehingga menyebabkan perdarahan. Namun bukan
berarti Anda tidak memeriksakan masalah perdarahan ini pada dokter
kandungan atau bidan.
Anda harus tetap memeriksakan ketika masalah kehamilan
ini terjadi dan memberitahu dokter kandungan atau bidan jika Anda telah
melakukan hubungan seksual di hari-hari sebelumnya. Dokter atau bidan
pun umumnya akan memberikan panduan hubungan seks aman selama kehamilan.
Perdarahan akibat tes kehamilan
Sebagian perempuan akan mengalami perdarahan setelah
menjalani berbagai tes internal atau pap smear. Jika perdarahan
diakibatkan tes-tes ini, maka Anda tidak perlu khawatir, kecuali jika
berlanjut pada perdarahan lebih hebat. Anda harus segera menghubungi
dokter.
Bercak darah atau perdarahan terkadang disebabkan
hal-hal seperti mengangkat benda berat sampai berolahraga terlalu berat
ketika hamil. Untuk mengetahui apakah masalah kehamilan Anda tidak mengancam kesehatan ibu maupun janin, secara rutin periksakan ke dokter kandungan atau bidan.
0 komentar:
Posting Komentar