Banyak
orang terdeteksi mengalami penyakit usus buntu yang diawali dari nyeri
perut hingga sembelit. Lantas, apakah penyebabnya diindikasi karena
seseorang terlampau banyak mengonsumsi cabai? Ketahui lebih lanjut
penyebabnya lewat ulasan berikut.
Sesuai namanya, usus buntu merupakan bagian usus bersaluran pendek dan
buntu. Posisinya menjulur keluar dari tempat pertemuan usus halus dan
usus besar. Dalam bahasa medis, disebut apendiks. Fungsi usus buntu
yakni sebagai organ imunologik yang secara aktif berperan dalam
produksi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh).
Radang usus buntu terjadi ketika usus buntu tersumbat sebagian atau
seluruhnya, dan bakteri yang menumpuk di dalamnya menyebabkan infeksi.
Ada banyak faktor penyebab tersumbatnya usus buntu, diantaranya
timbunan tinja atau feses yang keras, pembesaran jaringan limfoid,
penyakit cacingan, parasit, adanya benda asing dalam tubuh, ‘cancer
primer’ dan striktur.
Makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya
seringkali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap ke saluran appendiks
sebagai benda asing. Begitu pula terjadinya pengerasan tinja atau yang
disebut konstipasi dalam waktu lama berpotensi meninggalkan bagian
yang terselip masuk ke saluran appendiks. Pada akhirnya, bagian yang
terselip tersebut menjadi sarang dan tempat berkembang biak bakteri
dimana dapat menimbulkan infeksi yang kemudian menyebabkan peradangan
usus buntu tersebut.
Selain itu, seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan),
apabila cacing yang beternak di dalam usus besar tersasar memasuki usus
buntu, juga berpotensi menimbulkan radang usus buntu.
"Ketika terjadi sumbatan, usus buntu akan meradang dan membengkak
sehingga perlu dibuang melalui pembedahan. Apandektomi merupakan
operasi darurat umum yang dilakukan pada anak-anak. Akan tetapi, radang
usus buntu jarang terjadi pada bayi yang berusia kurang dari 12
bulan," ujar Dr. Mirriam Stoppard, dalam bukunya "Panduan Kesehatan
Keluarga".
Meski terlihat menyeramkan, Anda tidak perlu khawatir karena radang
usus buntu bukanlah penyakit membahayakan jika diatasi segera mungkin.
"Jika didiagnosis sejak dini, radang usus buntu bukanlah masalah yang
serius. Akan tetapi, jika penanganan tertunda karena alasan apapun,
penumpukan nanah dalam usus buntu yang tersumbat dapat menyebabkan
bagian itu pecah. Kondisi ini dikenal sebagai peritonitis dan
membutuhkan penanganan segera," imbuh Stoppard.
Untuk itu, mengenali gejala usus buntu menjadi langkah preventif yang
perlu dilakukan. Berikut gejala usus buntu yang perlu diwaspadai dan
ditangani :
- Nyeri perut, dimulai dari daerah sekitar pusar, kemudian bergerak turun ke perut kanan bawah.
- Suhu agak naik, jarang melebihi 38 derajat celsius.
- Nafsu makan hilang.
- Muntah, diare, atau sembelit.
"Jika Anda menduga anak terserang radang usus buntu, temui dokter
sesegera mungkin. Jika usus buntu pecah, penundaan apapun dapat
menyebabkan infeksi menyebar ke semua bagian usus," himbau Stoppard.
Pasca operasi, lanjut Stoppard, beri dukungan kepada anak untuk
istirahat dan makan dengan normal saat mereka pulang dari rumah sakit.
Anak seharusnya sembuh setelah dua atau tiga minggu usai operasi
dilakukan
0 komentar:
Posting Komentar