Jika saat ini ada persepsi bahwa tidur mendengkur atau mengorok merupakan tidur nyenyak, ternyata itu salah besar.
Justru perlu diwaspadai bahwa tidur mendengkur menjadi gejala
gangguan tidur yang bisa meningkatkan risiko penyakit kronis seperti
jantung dan diabetes.
Kesadaran terhadap gangguan tidur ini mulai dikampanyekan agar masyarakat mulai mewaspadai gejala-gejalanya.
Kesadaran yang dimunculkan ini bertepatan dengan peringatan World
Sleep Day yang diperingati 15 Maret lalu bertema Good Sleep, Healthy
Aging.
General Manajer Philips Healtcare Indonesia, Teguh Purwanto
mengatakan, salah satu yang penting adalah membangun kesadaran akan
adanya gangguan tidur seperti Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang
mempengaruhi kualitas hidup dan membuat penderita berisiko terkena
penyakit serius.
Dalam membangun kesadaran tersebut Philips Healthcare Indonesia
bersama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita menggelar
konferensi pers terkait OSA di Jakarta, Rabu (27/3).
Ketua Indonesia Sleep Society yang juga dokter spesialis gangguan
tidur, Dr Rimawati Tedjasukmana mengungkapkan, OSA merupakan penyakit
kesehatan masyarakat yang penting apalagi dengan meningkatnya obesitas.
"Gejala klinisnya 95 persennya adalah mendengkur, 75 persen
mengantuk tidur tidak nyenyak 69 persen, sakit kepala 35 persen,
impotensi 40 persen dan nokturia atau terbangun dan kencing di malam
hari 30 persen. Orang dengan obsesitas pun rentan menderita OSA,"
paparnya.
Rima pun menyarankan pasien yang mengalami indikasi tersebut segera
memeriksakan diri di sleep klinik yang kini ada di tiga rumah sakit di
Jakarta yakni RS Medistra, Persahabatan dan Mitra Kemayoran. Gangguan
OSA serius harus diperiksa dengan polysomnography.
Jika OSA masih dalam kondisi ringan misalnya hanya 15 kali per jam
berhenti bernapas saat tidur, pasien bisa melakukan terapi penurunan
berat badan, menghindari alkohol dan tidur dalam posisi miring.
Sementara itu, ahli Jantung RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan
Kita, Bambang Budi Siswanto juga mengingatkan, mengorok atau gangguan
bernafas saat tidur sangat mengganggu kesehatan sehingga dapat
menimbulkan sakit irama jantung, hipertensi, stroke, diabetes, dan
penyakit jantung koroner yang dapat menyebabkan kematian mendadak bila
tidak terdeteksi sejak awal.
"Gangguan ini juga menyebabkan mengantuk berat di siang hari,
terganggunya konsentrasi kerja, pemarah dan kecelakaan lalu lintas.
0 komentar:
Posting Komentar